Subscribe:

Jumat, 22 Maret 2013

Tiga muridku phobia


 BY:YM

Sore itu sangat cerah.,langitpun keliatan semakin indah,terlihat dewi sedang asik duduk disalah satu kursi diteras rumahnya ,sambil tangannya sibuk membuka lembar demi lembar buku yang dipegannya.dewi adalah seorang guru BP disebuah SMA yang berada dikota bandung,dewi terkenal ramah dan catik ,bulu mata yang lentik dan alisnya yang bak semut beriring ,hidung mancung dan rona wajah yang kemerah merahan menambah semakin terlihat sangat cantik ,sehingga akan membuat terpana setiap orang yang melihat ,terutama kaum pria.
Sedang apa dewi..?tiba tiba terdengar suara yang bertanya dari arah pintu rumah,sedang baca  baca Ummi ,jawab dewi ,sambil menoleh kerah sesosok perempuan berkulit putih separuh baya yang keluar sambil membawa sepiring pisang goreng menuju kerah dewi,ia adalah ibunya Dewi yang biasa dipanggil oleh dewi  dengan panggilan ummi,setelah mereka duduk berhadap hadapan,merekapun semakin larut dan asyik ngobrol berdua,hingga tak terasa haripun dah mulai menjelang magrib.
Alhamdulillah ujar mereka berdua hampir bersamaan ,disaat terdengar dari kejauhan adan magrib berkumandang,sambil berdiri merekapun pergi mengambil wudlu untuk melaksanakan shalat magrib ,
Seperti biasanya dewi melanjutkan untuk membaca Qur`an ,disetiap selesai melaksanakan shalat magrib,hingga tiba datangnya waktu shalat isya.suaranya terdengar nyaring dan kalimat demi kalimat ayat ayat suci al`quran ia bacakan dengan khusu dan tartil,sehingga terasa nyaman dan enak bagi yang mendengarkan.
setelah sampai waktu isya ,dewipun langsung melaksanakan shalat isya hingga selesai,dewi  bergegas mengabil buku melanjutkan membuka lemabar demi lembar meneruskan halaman yang ia baca tadi sore,setelah diperkirakan sdh cukup apa yang ia baca ,maka dewipun bergegas tidur ,untuk beristirahat.
Pagi pagi sekali dewi telah berangkat kesekolah ,dengan mengendarai sebuah sepeda motor berwarna merah muda menuju ketempat dimana ia mengajar,sesampainya kesekolah dewi langsung menuju keruang guru ,untuk menyimpan semua yang ia bawa,kecuali sebuah buku yang sejak kemarin sore ia baca ,buku itu dibawanya langsung menuju kesebuah ruangan kelas 3A.
Sesampainya keruangan itu dewipun duduk dibelakang meja guru.pagi anak anak ujarnya menyapa murid muridnya yang dari tadi sudah duduk dengan rapi menunggu kehadirannya,pagi bu ,jawab anak anak dengan bersamaan,blm lagi dewi  berbicara ,tiba tiba andi sebagai ketua kelas 3A.,menjerit jerit ketakutan sambil loncat menjauh dari bangku yang didudukinya,spontan semua murid menatap kearah andi ,dengan heran ,ada apa andi Tanya dewi..?itt..ittt..ittuuuuu bu ..jawab andi sambil mengacung ngacungkan tangannya kearah bangku yang tadi didudukunya ,sebelum dewi menghampiri bangku itu untuk melihat apa yang terjadi ,dodi teman andi yang duduk sebangku dengan andi mengulurkan tangannya mengambil  seekor kecoa ditempat duduk andi sambil ketawa terbahak bahak ,andi andi sama kecoa aja takut ujar dodi sambil mempermainkan kecoa itu,sudah dodi cepet buang kecoanya keluar agar andinya merasa aman kata dewi,sambil melirik kerah andi ,yang lagi duduk dipojok ruang kelas ,sambil terlihat ia ketakutan sekali ,mukanya terlihat pucat ,keringat dingin mengalir didahinya.sudah andi sekarang dah aman ,kembalilah ketempat dudukmu ,tambah dewi sambil memapah andi yang badannya pun sangat lemas.setelah keadaan kembali hening ,ahirnya dewi mulai berbicara ,baiklah anak anak ibu ,akan memulai pelajaran kali ini dengan membahas tentang phobia,karena dengan bahasan kita kali ini ,smoga dapat menolong teman teman kita yang mempunyai rasa ketakutan kepada sesuatu hal yang berlebihan ,seperti kemarin ria taku pada tikus hingga pingsan ,ani minggu yang lalu gara gara berpapasan dengan anjing tetangga lari kembali kerumah karena takut oleh anjing itu dan yang sekarang andi gara gara ada kecoa dibangkunya ,hampir saja ia juga pingsan,kenapa ya bu ko mereka bias mengalami ketakutan yang berlebihan begitu?tanya dodi dengan penuh penasaran,baiklah anak anak ibu akan menjawab pertanyaan dari dodi dan menerangkan kepada kalian semua tentang  alasan semua itu.sambil membenahi duduknya dewipun membuka lembaran buku ia yang pelajari sejak sore kemarin, ,mulailah dewi menjelaskannya.



Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan. 

Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Penyebab Phobia



Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan

Cara Mengatasi 


a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.

Demikianlah anak anak pelajaran yang dapat ibu sampaikan hari ini ,smoga dapat membantu teman teman kita yang mengalami rasa ketakutan yang berlebihan dan selain dengan tiga cara yang ibu sebutkan tadi ,satu hal yang slalu harus kalian ingat  ,tetaplah  untuk selalu berdo`a meminta pertolongan dari Allah ,karena hanya Allahlah yang dapat menolong kita dari berbagai permasalahan hidup yang terjadi pada kita semua .iya bu jawab anak anak sambil sibuk membenahi peralatan sekolahnya ,karena jam waktu istirahat telah tiba.


0 komentar: